Senin, 01 Juni 2009

Rimpang Pengerat Penyakit Maut

Yang dikhawatirkan Wanda Lisa Elisa akhirnya terjadi. Ketika menemukan benjolan di payudara kiri, ia takut itu kanker. Hasil pemindaian dengan ultrasonografi menunjukkan Lisa mengidap kanker payudara stadium 2B berukuran 3 cm x 3 cm.

Dokter menyarankan Lisa untuk menjalani kemoterapi dan pengangkatan payudara. Tujuannya agar sel kanker tidak mengalami metastasis atau menyebar ke organ lain. Namun, Lisa menolak karena temannya yang mengidap kanker dan menjalani kemoterapi, kondisi kesehatannya justru makin memburuk. “Pasti ada cara lain untuk menghilangkannya,” kata perempuan kelahiran Jakarta 2 Januari 1957 itu.
Lisa memilih pengobatan herbal dengan mendatangi Yelia Mangan, herbalis di Kalibata, Jakarta Selatan. Yelia menyarankan Lisa untuk menghindari konsumsi daging dan semua turunannya, susu, serta telur. “Protein hewani mempercepat pertumbuhan sel kanker,” kata Yelia. Selain itu, Lisa mengkonsumsi ekstrak keladi tikus 3 kapsul 3 kali sehari. Setelah 3 tahun mengkonsumsi ekstrak keladi tikus, sel kanker di payudaranya mengecil sebagaimana hasil pemindaian ultrasonografi.





Sembuh
Sel kanker payudara Lisa kemungkinan bisa sembuh. Sebab, ”Keladi tikus terbukti bersifat sitotoksik terhadap sel kanker payudara,” kata Lucie Widowati, periset di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Departemen Kesehatan. Lucie meneliti efektivitas keladi tikus untuk menghambat sel kanker payudara, MCF-7. Mula-mula ia mengekstrak umbi keladi tikus segar dengan etanol 50%. Sebanyak 20 mg hasil ekstraksi itu ia larutkan dalam 1 ml dimetil sulfoksida (DMSO).
Tahap berikutnya ia mengencerkan sel kanker payudara MCF-7 yang telah dikultur dengan media penumbuh DMEM (dulbecco's modified eagle's medium) yang berbentuk seperti agar-agar. Media itulah yang ia masukkan ke dalam well atau cawan petri berlubang-lubang sebanyak 100 µg. Lucie menambah ekstrak keladi tikus ke well masing-masing berkonsentrasi 50 µg, 75 µg, 100 µg, 125 µg, dan 150 µg.
Alumnus Farmasi Institut Teknologi Bandung itu menginkubasikan media itu selama 24 jam pada suhu 37oC. Penelitian menggunakan 5 konsentrasi dengan 3 pengulangan. Kesimpulannya, nilai IC50 ekstrak umbi keladi tikus 89,15 µg/µl. IC50 merupakan konsentrasi penghambatan 50% proliferasi sel kanker payudara. IC50 obat kanker cisplatin 7,84 µg/µl. “Kalau kita ambil senyawa aktifnya saja dari keladi tikus, efek penghambatan mungkin sama dengan cisplatin,” ujar Lucie.

Protein
Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Pada usia 30–40 tahun risiko kanker payudara 1 : 252 orang, pada usia 40–50 tahun meningkat menjadi 1 : 68 orang. Sedangkan pada usia 50–60 tahun menjadi 1 : 35 orang dan pada usia 60–70 tahun 1 : 27 orang. “Pertumbuhan berbagai jenis tumor dan kanker payudara bisa dihambat dengan menjalani hidup sehat serta mengkonsumsi herbal seperti keladi tikus,” lanjut Yelia.
Hasil penelitian Jakarta Breast Cancer menunjukkan dari 2.834 orang yang memeriksakan benjolan di payudaranya, 78,6% mengidap tumor jinak seperti mammae, kista, limpoma, dan mammari displasia. Sedangkan 13% lainnya terdiagnosis kanker payudara. “Oleh sebab itu, semua perempuan di atas usia 20 tahun sebaiknya meriksakan diri ke dokter bila menemukan benjolan di payudara,” kata Yelia.
Hingga saat ini penyebab kanker payudara belum diketahui. “Salah satu penyebab berkembangnya sel kanker disebabkan aktivitas protein kinase yang dihasilkan oleh kelenjar gondok,” kata dr Hendri Naland SpB Onk, dokter spesialis bedah kanker di Jakarta. Choo Sheen Lai dari Pusat Penelitian Obat, Universitas Sains Malaysia, menemukan senyawa antikanker dalam keladi tikus. Namanya fitol. Ia mengekstraksi 3,5 kg umbi keladi tikus dengan 8 liter heksan.
Setelah ekstrak didiamkan selama sepekan pada suhu ruang, kemudian dievaporasi dengan rotavaporasi dan dianalisis menggunakan gas kromatografi. Hasilnya keladi tikus kaya komponen alifatik berupa fitol. Jumlahnya mencapai 25% dari bobot kering. Sifat fitol menghadang sel tumor ada dua. Pertama dengan sifat antiproliferasi nonspesifik contohnya terhadap sel kanker mulut rahim HeLa, sel kanker darah HL-60, dan WI-38 sel kanker paru. Yang kedua, fitol membunuh sel kanker secara apoptosis.
Menurut Jhon T Mackie, periset Departemen Patobiologi, Texas University, Amerika Serikat, dalam organ hati fitol dimetabolisme menjadi asam organik fitanat dan pristanat. Asam organik itu merupakan senyawa pengikat peroxisome proliferator activated receptor gamma yang menghambat ekspresi gen penyebab oksidasi asam lemak pada peroksisome dan mitokondria yang akhirnya menjadi sel kanker.



Selain fitol, yang berperan adalah asam-asam amino keladi tikus. Takeya Koichi dari Departemen Farmakognosi, Universitas Tokyo, Jepang. Takeya menemukan metil ester dari asam heksadekanoat dan asam oktadekanoat bersifat sitotoksik terhadap sel kanker leukimia dengan kadar IC 50 mencapai 15 mikrogram per mililiter.

Antibakteri
Bukan cuma antikanker, keladi tikus juga terbukti bersifat hepatoprotektor. Huang P dari Institut Kedokteran dan Farmasi Tradisional, Taiwan, berhasil mengisolasi komponen keladi tikus dengan kromatografi. Senyawa-senyawa itu antara lain koniferin, beta-sitosterol, dan beta-daukosterol. Selain itu senyawa serebrosida terkenal memiliki aktivitas antihepatotosik.
Sifat antibakteri diteliti Adel Sharaf Al-Zubairi, dari Departemen Biokimia Klinis, Universitas Sana’a, Yaman. Ekstrak heksan keladi tikus memiliki aktivitas antibakteri seperti Pseudomonas aeruginosa, penyebab infeksi selama perawatan di rumah sakit dan Salmonella choleraesuis, penyebab penyakit kolera. Menurut Adel, sifat antibakteri itu karena kandungan asam-asam lemak jenuh seperti asam laurat dan kaprat.
Selain itu, keladi tikus juga digunakan untuk menyembuhkan influenza. Itu diteliti oleh Zhong Z dari Institut Kedokteran dan Farmasi Tradisional Guangxi, China. Hasil penelitiannya keladi tikus menyembuhkan analgesia pada tikus yang diinduksi asam asetat dan antiinflamasi pada telinga tikus terinjeksi xylene. Sifat antiasma diuji dengan metode penyemprotan.
Hasilnya, keladi tikus yang diekstrak pada air, alkohol, dan larutan ester mampu menyembuhkan batuk, mengurangi dahak, antiasma, sakit kepala, antipembengkakan, dan kembung. Jumlah maksimum keladi tikus yang dikonsumsi sekali minum adalah 720 g/kg bobot tubuh dalam ekstrak air, 900 g/kg bobot tubuh dalam bentuk ekstrak alkohol, dan 3.240 g/kg bobot tubuh pada ekstrak ester.

Dengan segudang manfaat itu, keladi tikus menjadi panasea bagi pasien kanker, penyakit hati, dan juga penyakit influenza. Menurut Lucie, khasiat itu diperoleh lantaran keladi tikus mampu memperkuat kekebalan tubuh sehingga ketahanan terhadap penyakit meningkat.

Tidak ada komentar: